Rabu, 03 Juli 2013

Pengadilan Malaysia Penjarakan 138 Pengungsi Rohingnya

Pengadilan Malaysia Penjarakan 138 Pengungsi Rohingnya

Publikasi: Rabu, 1 Jumadil Awwal 1434 H / 13 Maret 2013 12:00
rohingnyaJohor (an-najah.net) – Sebuah pengadilan Malaysia, Selasa (12/3/2013), menjatuhkan hukuman 14 hari penjara kepada 138 pengungsi Rohingnya yang tertangkap pada Ahad kemaren (10/3/2013) di wilayah Pahang dengan tuduhan melanggar keimigrasian karena memasuki Malaysia dengan jalur ilegal. Mereka ditangkap dalam sebuah paerahu papan yang terombang-ambing di tengah laut.
Menurut kantor berita Rohingnya, pengadilan Malaysia tersebut pada awal bulan lalu juga menjatuhkan hukuman penjara terhadap 123 warga asing dengan tuduhan tidak memiliki dokumen-dokumen perjalanan yang sah menurut undang-undang imigrasi setempat.
Penahanan ini semakin menambah penderitaan warga Rohingnya. Mereka melarikan diri dari kampungnya menghindari penderitaan, disambut dengan penderitaan baru.
Menurut situs berita Malaysia ‘utusan.com’ tercatat 24 ribu lebih pengungsi Rohingnya telah memasuki Malaysia. Sebagian besar mereka memasuki Malaysia melalui jalur laut dengan menaiki perahu-perahu kayu. [hunef]

Muslim Rohingya Masih Menghadapi Pembunuhan Massal di Burma

Muslim Rohingya Masih Menghadapi Pembunuhan Massal di Burma

Publikasi: Selasa, 7 Jumadil Awwal 1434 H / 19 Maret 2013 10:31
Seluruh kaum Muslimin wajib membela kehormatan kaum Muslimin di RohingyaArakan (an-najah.net) -Muslim Rohingnya yang masih berada di dalam Burma masih mengalami berbagai metode penindasan dan intimidasi dari pemerintah Burma dan komplotan Budha antek pemerintah. Demikian dikatakan Muhammad Yunus, Ketua Asosiasi Solidaritas Warga Rohingnya, kepada kantor berita Anatolia baru-baru ini.
Yunus menjelaskan, minoritas muslim Rohingnya saat ini terbagai dua, mereka yang bertahan di desa-desa mereka yang terancam pembantaian masal, dan mereka yang berada di kamp-kamp pengungsi.
Yunus menunjukkan, mereka yang berada di kamp-kamp pengungsi juga mengalami penghinaan, mereka menderita karena kekurangan makanan pokok dan obat-obatan. Hal ini dikarenakan rombongan-rombongan bantauan dari berbagai LSM yang membawa pasokan makanan dan obat-obatan tidak dibolehkan masuk oleh komplotan Budha yang didukung pasukan pemerintah yang telah mengelilingi kamp tersebut.
Ia menambahkan, para pengungsi tidak bisa lari dari kamp tersebut karena pemeritah telah mengepung kamp dan memaksa pengungsi Rohingnya berada di kamp tersebut di bawah penderitaan. Di samping itu, pemerintah sedang berusaha mencari tempat ke negara-negara tetangga untuk tempat pembuangan warga Rohingnya. [hunef]

Ektrimis Budha Serang 5 Masjid di Myanmar, 20 Warga Muslim Terbunuh

Ektrimis Budha Serang 5 Masjid di Myanmar, 20 Warga Muslim Terbunuh

Publikasi: Sabtu, 11 Jumadil Awwal 1434 H / 23 Maret 2013 09:30
burmaBurma (an-najah.net) – Setidaknya 20 warga muslim terbunuh dalam penyerangan terhadap sejumlah masjid di Myanmar yang dilakukan para pengikut Budha. Sementara pemerintah memberlakukan jam malam di beberapa wilayah di pusat kota.
Penyerangan terhadap sejumlah masjid tersebut terjadi  setelah seorang warga muslim yang memiliki toko mas berseteru dengan seorang pengikut Budha yang ingin menjual mas miliknya di kota Miktala yang berdekatan dengan kota Mandalay, di tengah-tengah Myanmar yang sebelumnya bernama Burma.
Seorang pejabat setempat mengatakan, “Setidaknya lima masjid di kota Miktala dibakar pada hari Rabu lalu (20/3/2013)” katanya. Ia menambahkan, pada saat itu situsi sangat tegang, api melalap masjid, para penduduk penuh dengan emosi dan para biksu melarang petugas pemadam kebakaran memadamkan api yang sedang membakar masjid.
Ia menunjukkan setidaknya 20 orang muslim terbunuh dan jasad-jasad mereka berserakan di jalan-jalan kota dalam keadaan kosong, “melihat jasad-jasad mereka, saya yakin mereka dibakar hidup-hidup” imbuhnya.
Kekerasan yang dilakukan ektrimis Budha dan pemerintah terhadap warga muslim di Myanmar semakin meningkat. Bulan lalu, beberapa sekolahan Islam di ibukota Myanmar diserang dan dibakar sehingga anak-anak muslim tidak bisa bersekolah lagi. Belum lagi di wilayah Arakan, setidaknya lebih dari 13 warga muslim Rohingnya dipaksa pergi meninggalkan rumah-rumah mereka sehingga mereka terlantar tidak memiliki tempat tinggal. Mereka juga membunuhi warga sipil termasuk anak-anak, memperkosa wanita-wanita muslimah dan berbagai kekerasan lainnya. [hunef]

Seruan Jihad ke Rohingnya Membuat Pemerintah Burma Ketakutan

Seruan Jihad ke Rohingnya Membuat Pemerintah Burma Ketakutan

Publikasi: Rabu, 27 Jumadil Akhir 1434 H / 8 Mei 2013 13:49
rohingnyaYangon (an-najah.net) – Seruan Jihad yang dikobarkan sejumlah tokoh Islam Indonesia beberapa hari lalu untuk membela muslim Rohingnya dan melawan pembantaian yang dilakukan etnis Budha ditanggapi serus Pemerintah Burma. Seluruh pihak keamanan disiap siagakan untuk menghadapi serangan ummat Islam secara tiba-tiba.
Seorang komandan polisi ibukota Yangon, Ning Thet, menyebutkan, pemerintah saat ini memperketat penjagaan di sekitar masjid-masjid di seluruh kota daerah di ibukota untuk mengantisipasi aksi kekerasan. Ia menunjukkan, sedikitnya lima polisi ditempatkan di setiap masjid.
“Kami telah melakukan pengamanan terhadap masjid-masjid setelah aksi kekerasan yang terjadi di okota Miktala. Kami mengambil langkah-langkah pencegahan dan kami akan selalu waspada terhadap intervensi apapun dari luar Burma” katanya sebagaimana dilansir almoslim.net, Rabu 8/5/2013.
Senada dengan itu, Min Aung, seorang pejabat kepolisian Myanmar mengatakan, “Kami telah menerima kabar bahwa kota-kota besar kami berada di bawah ancaman penyerang kelompok-kelompok Islam dari luar Myanmar. Oleh karena itu, kami meningkatkan sistem keamanan di gerbang-gerbang perbatasan” katanya.
Tindakan ini dilakukan pemerintah Burma setelah ribuan ummat Islam Indonesia Jum’at lalu (3/5/2013) turun ke jalan sebagai aksi solidaritas untuk Muslim Rohingnya. Dalam orasinya, ketua FPI, Habib Riziq, menyerukan jihad ke Rohingnya, “Begitu juga wajib bagi yang mampu berperang, untuk ikut terjun perang,” teriaknya di hadapan ribuan massa dari berbagai ormas Islam yang ikut serta dalam aksi solidaritas tersebut.
Sebelumnya, Ust. Abu Bakar Ba’asyir juga menyerukan jihad ke rohingnya untuk membela kaum muslimin di sana. Beliau mengatakan, hanya jihad solusi satu-satunya menghentikan genosida terhadap Muslim Rohingnya yang terus terjadi. “Semua itu kesalahan kita sendiri yang tidak mau berjihad. Di Filipina itu kaum Muslimin kuat karena mereka mau berjihad,” tuturnya sebagaimana dilansir voa-isla.com, Kamis, 02 May 2013. [hunef/an-najah]

Tinggi dengan Bertawadhu'

Tinggi dengan Bertawadhu'

 
 
Jum'at, 25 Januari 2013

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ اللَّهُ ـــــ أبو نعيم
Rasulullah Shallallahu Alahi Wasallam bersabda, yang artinya,”Barang siapa bertawadhu karena Allah maka Allah meninggikannya”. (Riwayat Abu Nu’aim, dihasankan oleh Al Hafidz As Suyuthi)
Mengenai hakikat tawadhu’ Imam Hasan Al Bashri menyampaikan,”Yakni ketika seseorang kaluar dari rumahnya, maka ia tidak bertemu seorang Muslim pun kecuali ia menyangka bahwa ia (yang dijumpai itu-pent.) lebih baik dari dirinya sendiri (Az Zuhd karya Imam Ahmad, hal. 298).
Imam Al Ghazali menyampaikan mengenai tawadhu lebih terperinci, beliau berpesan,”Jika engkau melihat anak kecil, katakanlah dalam hatimu, 'Ia belum pernah bermaksiat kepada Allah. Sedangkan aku telah bermaksiat. Tidak diragukan lagi bahwa ia lebih baik dariku.' Jika engkau melihat orang yang lebih tua katakanlah,’Orang ini telah beribadah sebelum aku melakukannya. Tidak diragukan lagi bahwa ia lebih baik dariku.’ Jika melihat orang alim (pandai), katakan,’Orang ini telah memperoleh apa yang belum aku peroleh. Maka, bagaimana aku setara dengannya.’Jika dia bodoh, katakan dalam hatimu,’Orang ini bermaksiat dalam kebodohan, sedangkan aku bermaksiat dalam keadaan tahu. Maka, hujjah Allah terhadap diriku lebih kuat, dan aku tidak tahu bagaimana akhir hidupnya dan akhir hidupku.’ Jika orang itu kafir, katakan,’Aku tidak tahu, bisa saja dia menjadi Muslim dan akhir hidupnya ditututup dengan amalan yang baik dan dengan keislamannya dosanya diampuni. Sedangkan aku, dan aku berlindung kepada Allah dari hal ini, bisa saja Allah menyesatkanku, hingga aku kufur dan menutup usia dengan amalan keburukan. Sehingga ia kelak termasuk mereka yang dekat dengan rahmat sedangkan aku jauh darinya.’” (Maraqi Al Ubudiyah, hal.79)
Merujuk dari Ibnu Al Athaillah, Al Allamah Al Munawi menyampaikan bahwa tawadhu’ hakiki adalah tawadhu’ yang timbul dari persaksian akan kebesaran Allah. Sehingga, tawadhu kepada manusia dengan berkeyakinan bahwa dirinya besar, maka hal itu bukanlah tawadhu’, namun serupa dengan takabur (Faidh Al Qadir, 6/141).
Walhasil, barang siapa menginginkan diangkat oleh Allah maka hendaknya ia bertawadhu’. Dan derajat ketinggian menyesuaikan dengan kadar perendahan hamba.

Rep: Thoriq
Red: Cholis Akbar

Tertusuk Duri, Dosa pun Diampuni

Tertusuk Duri, Dosa pun Diampuni

 
 
Selasa, 26 Februari 2013

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فٌوْقَهَا إِلَّا كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةً وَ مُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةً - مسلم
Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda,”Tidaklah dari seorang Muslim yang tertusuk duri hingga apa-apa yang lebih berat darinya, kecuali dicatat baginya derajat dan dihapus darinya dengan hal itu kesalahan (Riwayat Muslim).
Dari hadits ini, para ulama berkesimpulan bahwa segala musibah yang menimpa seorang Muslim, maka itu akan mendatangkan balasan berupa pahala dan pengampunan terhadap dosa.
Namun para ulama berselisih mengenai sebab balasan, jumhur ulama berpendapat bahwa balasan diberikan karena rasa sakit yang ditimpakan kepada seorang Muslim dan sebagian ulama menilai pahala datang atas kesabaran (lihat, Faidh Al Qadir, 5/634).
Maka bagi jumhur seorang yang terkena musibah namun tidak bersabar, maka ia tetap memperoleh pahala. Namun jika ia bersabar maka ia memperoleh pahala musibah juga memperoleh pahala atas kesabaranannya. Sedangkan menurut ulama lainnya, jika yang terkena musibah bersabar maka ia memperoleh pahala, namun jika ia tidak sabar maka ia tidak memperoleh pahala apa-apa.
Walhasil, apa-apa yang menimpa seorang Muslim dari musibah, maka hal itu tidaklah selalu merugikan dirinya, karena ada pahala yang diperoleh, lebih-lebih jika ia bersabar dalam menghadapinya.


Rep: Thoriq
Red: Cholis Akbar

Rasulullah Pun Tawarkan Bantuan kepada Pembantu

Rasulullah Pun Tawarkan Bantuan kepada Pembantu

 
 
Rabu, 06 Maret 2013

كَانَ النَّبِي صلى الله عليه وسلم مِمَّا يَقُوْلُ لِلْخَادِمِ: أَلَكَ حَاجَةٌ؟ -أحمد
Artinya: Dari apa-apa (yang banyak) dikatakan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam kepada pembantu beliau,”Apakah engkau memerlukan sesuatu?” (Riwayat Ahmad, dihasankan oleh Al Hafidz As Suyuthi)
Dalam periwayatan yang lengkap disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menawarkan bantuan kepada pembantu beliau, hingga suatu saat sang pembantu menjawab,"Saya memerlukan agar Anda memberi syafaat untuk saya di hari kiamat." Dan Rasulullah pun mengiyakan, namun meminta kepada pembantu beliau itu untuk memperbanyak sujud.
Ibnu Arabi menyatakan bahwa hadits ini menunjukkan kesempurnaan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam segala persoalan (Faidh Al Qadir, 5/229). Bagaimana tidak, perkataan yang biasa disampaikan oleh pembantu kepada majikan seperti,”Ada yang perlu saya lakukan?”, “Ada yang bisa saya bantu?” atau ungkapan lainnya malah disampaikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada pembantu beliau.
Nah, jika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam amat memuliakan pembantu dan tidak merendahkan mereka, bagaimana dengan sikap kita terhadap pembantu?


Rep: Thoriq
Red: Cholis Akbar

Nasib Dunia seperti Nasib Makanan

Nasib Dunia seperti Nasib Makanan

 
 
Selasa, 19 Maret 2013

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى جَعَلَ مَا يَخْرُجُ مِنَ ابْنِ آدَمَ مَثَلاً لِلدُّنْيَا-الطبراني
Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menjadikan apa yang keluar dari (badan) anak Adam sebagai permisalan terhadap dunia.” (Ath Thabarani, dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)
Al Allamah Al Munawi menjelaskan bahwa maksud dari “apa yang keluar dari anak  Adam” adalah air kencing dan tinja.
Sedangan Az Zamakhsyari sendiri menjelaskan makna hadits ini, bahwa makanan meskipun manusia berpayah-payah dalam mengolahnya hingga bentuknya bermacam-macam dan menggugah selera, namun semua jenis makanan itu akhirnya berubah menjadi hal yang menjijikkan, demikian pula nasib dunia yang penuh dengan hal yang menggiurkan ini.
Maka Al Munawi menyimpulkan bahwa syahwat manusia terhadap dunia seperti syahwat manusia terhadap makanan yang akan sirna setelah makanan itu berada dalam perut. Demikian pula syahwat terhadap dunia, ia akan berubah manjadi hal yang dibenci dan menjijikan ketika seorang berada dalam proses kematian.
Selaras dengan hadits di atas, suatu saat seorang shufi  berkata kepada para sahabat mereka,”Mari kita bertolak, agar aku memperlihatkan kepada kalian apa itu dunia.” Saat mereka sampai di sebuah tempat pembuangan sampah, shufi itu berkata,”Lihatlah, buah-buahan kalian, ayam-ayam kalian dan manisan-manisan kalian.” (lihat, Faidh Al Qadir, 2/274)


Rep: Thoriq
Red: Cholis Akbar

57 Ormas Islam di Jawa Timur Tolak Acara Miss World

57 Ormas Islam di Jawa Timur Tolak Acara Miss World

 
Suasa rapat GUIB di Surabaya
 
Jum'at, 17 Mei 2013

Hidayatullah.com--Gerakan Ummat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur telah sepakat menolak penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia. Penolakan ini di sampaikan dalam rapat  MUI Jawa Timur bersama  perwakilan ormas Islam yang ada di Jawa Timur,  Kamis (16/05/2013) kemarin.

“Sikap seluruh ormas Islam yang bergabung dalam GUIB ini tegas menolak kontes Miss World yang akan diselenggarakan di Indonesia,” demikian disampaikan Mohammad Yunus,  Sekretaris GUIB Jatim kepada hidayatullah.com usai rapat.

Seperti diketahui, GUIB mewadahi 57 ormas Islam di seluruh Jawa Timur.   Dalam rapat yang berangsung pagi hingga siang ini mengeluarkan sikap ke 57 ormas Islam yang ada di Jawa Timur tentang kontes Miss World 2013 yang akan diselenggarakan di Bali dan Bogor pada bulan September nanti.
Menurut Yunus, hasil rapat GUIB dalam bentuk pernyataan sikap akan segera disampai kepada Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) via surat resmi.
Dalam suratnya, GUIB akan menyampaikan kepada presiden bahwa kontes ratu kecantikan tidak layak diadakan di Indonesia karena tidak membawa banyak manfaat.
“GUIB pun mengingatkan agar dalam masa akhir kepemimpinan presiden RI  bisa berpredikat khusnul khotimah, oleh karena itu berkenanlah menolak penyelenggaraan kontes-kontes semacam ini di Indonesia,” tambah Yunus.*/Samsul Bahri

Red: Cholis Akbar

Palestina Ditolong Tentara Dengan Seragam Putih

Palestina Ditolong Tentara Dengan Seragam Putih

Kamis, 18 Zulhijjah 1431 H / 25 November 2010 16:07
Palestina Ditolong Tentara Dengan Seragam Putih
Di akhir Januari 2009, rumah Dardunah yang terletak di antara Jabal Al-Kashif dan Jabal Ar-Rais di jalan raya Qaram, didatangi oleh sepasukan tentara Yahudi.  Seperti biasa semua anggota keluarganya tengah berkumpul di ruang tengah rumah mereka.
Anak dari keluarga ini diinterogasi dengan pertanyaan, apa warna seragam yang dipakai oleh pasukan Al-Qassam?  Dia diinterogasi selama tiga hari dan mendapatkan pertanyaan yang selalu sama dan anak tersebut menjawab dengan jawaban yang selalu sama pula, yaitu warna hitam.
“Hei pembohong!  Tentara Al-Qassam mengenakan pakaian putih,” teriak tentara Yahudi Zionis dengan marah.  Anak itu terkejut karena ia tidak pernah melihat Al-Qassam mengenakan pakaian putih.
Menurut salah satu pejuang Brigade Al-Qassam, Multaqa Al-Qasami, memang terdapat “pejuang lainnya” yang bersama-sama mereka memerangi Yahudi dan kejadian ini juga terjadi terhadap supir ambulans yang dihentikan oleh pasukan Yahudi.  Mereka bertanya apakah dia dari kamp Hamas atau Fatah?  Supir itu menjawab ia tidak dari kamp manapun, ia hanya seorang supir ambulans.
“Kelompok yang mengenakan seragam putih di belakang Anda sekarang, mereka dari kamp apa?” tanya tentara Yahudi lagi.
Pengemudi ambulans itu bingung karena ia tidak melihat siapapun di belakangnya.  Dia mengatakan dengan jujur bahwa ia tidak tahu tentara apa yang tengah dibicarakan.
Seorang penduduk desa Ta Al-Islam yang ingin menyelamatkan diri dari serangan Israel menemukan sejumlah pejuang yang tengah menangis di tangga sebuah apartemen yang setengah hancur.
“Mengapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami tidak takut kepada Yahudi tapi kami menangis karena di medan pertempuran terdapat sekelompok pejuang dengan seragam putih, bertempur dengan sangat gagah.  Kami tidak tahu dari mana mereka berasal dan siapa mereka,” jelas salah seorang pejuang.
Misteri mengenai pasukan dengan seragam putih telah disadari oleh Israel, stasiun televisi Channel 10, dalam program mereka menampilkan kisah tentang seorang tentara Israel yang matanya menjadi buta karena seorang pejuang dengan seragam putih melemparkan pasir ke matanya ketika Israel meluncurkan serangan terhadap para pejuang Palestina.
Stasiun televisi yang sama juga menyiarkan cerita tentara tentara Israel yang memerangi pasukan dengan seragam putih yang berjenggot dan tidak mati bahkan ketika ditembak secara membabi buta.
Khatib Masjid Izzudin Al-Qassam di wilayah Nashirat, Gaza pernah tampil di TV Al-Quds.  Menurut Khatib, seorang pejuang tengah membangun perangkap dan tiba-tiba helikopter Israel menjatuhkan sejumlah besar tentara mereka, disertai dengan tank lapis baja.  Pejuang itu ingin kembali ke tempat persembunyiannya karena ia berpikir bahwa jebakan yang ia buat tidak akan memberikan efek yang akan berpengaruh dengan tentara-tentara itu. Baru saja dia ingin meninggalkan tempat tersebut ketika tiba-tiba ia mendengar suara berkata, “Tetap di tempat Anda, Allah akan menguatkan Anda.”
Suara bisa terdengar berulangkali, membuat pejuang itu terpaku, tidak bergerak ke manapun.  Dia memandang sekeliling, mencoba mencari sumber suara, namun tidak menemukan orang lain di sekelilingnya.
Begitu tank-tank itu melewati posisi dimana jebakan ditanam, ledakan yang sangat kuat terjadi mengakibatkan semua tank Israel hancur berkeping-keping.
Sementara itu seorang pejuang, Abu Mujahid yang berjaga-jaga di pos ketika ia mendengar ledakan sangat kuat, ia juga mendengar seseorang mengucapkan tasbih, sedangkan tidak ada seorangpun disekitarnya.
Sementara itu di Gaza selatan, di Maghraqah, beberapa pejuang meletakkan bom jebakan.  Tiba-tiba kabel terpotong dan tank-tank musuh sudah sangat dekat.  Mustahil bagi mereka untuk pergi dan kembali menyambungkan kabel.  Beberapa dari mereka menangis karena sedih tidak dapat meledakkan tank-tank
Yahudi.  Tidak ada yang dapat mereka lakukan saat itu, dan beberapa dari mereka berdoa :
“Ya Allah seperti Anda tidak memberikan kami kesempatan untuk menghadapi mereka, tolong, hentikan mereka dari memiliki kesempatan yang sama.”
Sesungguhnya atas kebesaran Allah, pada subuh saat itu, sebuah ledakan kuat terjadi di lokasi dimana jebakan ditanam.  Banyak pasukan Yahudi terbunuh saat itu.  Jika diteliti, tidak ada satupun bom yang mereka tanam meledak, lalu darimana ledakan berasal?
Seorang pejuang Palestina menceritakan tentang kejadian aneh lainnya, saat sedang bertugas di Jabal Rais, merpati terbang rendah dan membuat suara yang aneh. Darimana itu berasal, tidak ada yang tahu, semua Mujahidin bersembunyi ketika mendengar suara merpati.
Pada tengah malam, seekor anjing pendeteksi milik Israel, mendeteksi lokasi penyimpanan senjata dan tempat persembunyian para pejuang Palestina. Para pejuang mulai panik, tetapi salah satu dari mereka berkata kepada anjing tersebut :
“Kami adalah Mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap di tempat ini, silakan menjauh. Jangan menimbulkan masalah bagi kami.”
Tiba-tiba, anjing itu duduk dan menjulurkan kaki depan sementara lidahnya keluar. Mujahidin terkejut. Salah satunya mendekati anjing terlatih dan memberikan beberapa kurma. Anjing itu memakannya dan kemudian meninggalkan Mujahidin yang kebingungan.
Ini bukan misteri, semuanya adalah bantuan dari Allah SWT yang Maha Kuasa.  Kisah-kisah ini kami ambil dari situs theunjustmedia. (haninmaza/arrahmah.com)

Serangan drone AS kembali merenggut nyawa sipil Pakistan

Serangan drone AS kembali merenggut nyawa sipil Pakistan

Rabu, 24 Sya'ban 1434 H / 3 Juli 2013 13:45
Serangan drone AS kembali merenggut nyawa sipil Pakistan
WAZIRISTAN (Arrahmah.com) – Serangan pengecut drone AS kembali menewaskan belasan warga sipil Pakistan dan melukai banyak lainnya di wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan, ujar sumber keamanan.
Serangan pada Rabu (3/7/2013) yang menewaskan 17 orang, adalah yang terbesar pada tahun ini dan yang kedua sejak Perdana Menteri Nawaz Sharif menjabat.
Sumber keamanan Pakistan mengklaim bahwa sebagian besar dari korban adalah pejuang dari jaringan Haqqani.
Banyak yang terluka dalam serangan itu, namun seorang anggota suku setempat, Kaleemullah Dawar mengatakan tim penyelamat menunda kerja mereka karena takut menjadi korban serangan drone berikutnya, sebuah taktik yang biasa dilakukan oleh AS.
“Tidak mungkin bagi orang-orang untuk mulai melakukan penyelamatan selama beberapa waktu, saat drone masih terbang di atas daerah itu,” ujar Dawar seperti dilansir Al Jazeera.
Serangan pengecut drone AS selama ini telah menghilangkan banyak nyawa warga sipil tak bersalah, meskipun Washington berulangkali mengklaim bahwa mereka menargetkan “militan”.  Para pejabat AS pun jarang memberikan rincian secara terbuka mengenai program drone CIA di Pakistan.  (haninmazaya/arrahmah.com)

rangan polwan memakai jilbab; cermin kegagalan kapitalisme

Larangan polwan memakai jilbab; cermin kegagalan kapitalisme

Rabu, 4 Sya'ban 1434 H / 12 Juni 2013 19:34
Larangan polwan memakai jilbab; cermin kegagalan kapitalisme
Oleh : Henny (Ummu Ghiyas Faris)
(Arrahmah.com) –  Berkembangnya isu pelarangan Polisi Wanita (Polwan) untuk memakai jilbab mengundang reaksi keras dari berbagai kalangan. Cukup banyak anggota korps polisi wanita (polwan) yang ingin berseragam dengan memakai kerudung. Sayangnya, keinginan itu terbentur peraturan institusinya yang mengatur tentang penggunakan seragam polwan berkerudung/busana muslimah di luar Polda Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Di Aceh, polwan diperbolehkan memakai kerudung karena daerah tersebut memiliki aturan tersendiri mengenai otonomi. Namun, di daerah lain belum ada aturan seperti itu.
Siti Noor Laila Ketua Komnas HAM menjelaskan pelarangan penggunaan jilbab bagi polisi wanita (polwan) muslim bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Lantaran setiap orang berhak menggunakan hal-hal yang berkaitan dengan agamanya masing-masing. “Penggunaan jilbab itu berkaitan dengan keyakinan yang dianut oleh sebuah agama. Jika penggunaan jilbab terhadap polwan dilarang, maka itu sudah melanggar HAM karena berkaitan dengan keyakinan,” (Republika.co.id, Sabtu 8/6 ).
Wacana keinginan para Polwan yang ingin memakai kerudung ditanggapi positif oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI berjanji untuk memperjuangkan keinginan para polisi wanita (polwan) yang ingin mengenakan jilbab.
Kewajiban Muslimah
Ketika kita berbincang tentang para perempuan yang memeluk agama Islam, bagaimana keadaan mereka saat ini? Kehidupan mereka penuh dengan budaya-budaya non Islami yang semakin mendekatkan diri mereka pada kebiasaan kufur. Ironis memang, perempuan- perempuan yang mengaku Islam malah lebih bangga menggunakan busana ala selebritis dengan pakaian tanktop dan celana pendeknya. Mereka merasa sexy dan mengagumkan dengan pakaian tersebut, lebih tepatnya pakaian “kurang bahan”. Astagfirullah..
Allah telah memberikan batasan yang jelas tentang aurat perempuan yaitu seluruh badan perempuan kecuali muka dan telapak tangan. Sehingga leher perempuan adalah aurat, rambutnya sekalipun sehelai saja juga termasuk aurat. Kepala perempuan dari sisi manapun adalah aurat. Maka semua hal selain wajah dan telapak tangan adalah aurat yang wajib ditutupi. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta’aala surat Al-Ahzab : 59 dan surat Annur: 31.
Al-Qur’an surat An-Nur kepala ayat 31: Wahai Muhammad perintahkanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman, agar menjaga pandangan mata mereka ketika berhadapan dengan laki-laki bukan mahramnya, dan menjaga kemaluan mereka dari zina. Janganlah mereka menampakkan bagian leher dan dada mereka. Yang boleh tampak hanyalah wajah dan telapak tangan mereka. Kepala dan dada mereka hendaklah ditutup dengan kerudung lebar. Janganlah mereka menampakkan kepala, leher, dada, dan tangan mereka kecuali kepada suami, ayah, mertua, anak laki-laki kandung atau tiri, saudara laki-laki, keponakan laki-laki dari saudara laki-laki atau perempuan mereka atau sesama perempuan muslim atau budak laki-laki mereka, atau laki-laki pembantu rumah tangga mereka yang tidak punya birahi atau anak-anak yang belum mengenal aurat perempuan. Janganlah perempuan itu membunyikan gelang kaki mereka agar orang lain mengetahui perhiasan yang tersembunyi pada kaki-kaki mereka. Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian bertaubat kepada Allah supaya kalian mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dari sini jelas bahwa menutup aurat bagi muslimah adalah wajib, sekaligus bagian dari kesempurnaan iman. Sebagaimana perintah Allah Subhanahu Wa Ta’aala untuk masuk Islam secara kaffah. Artinya, iman akan berkonsekuensi untuk melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Kewajiban mengenakan Jilbab yang dapat menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan adalah hukum syara’. Bagaimana seharusnya seorang muslimah mentaati Syari’at Allah dengan mengenakan jilbab ketika berada dalam kehidupan umum (di luar rumah).
Pembenaran yang menggelikan
Walaupun para muslimah mengetahui bahwa mengenakan jilbab adalah kewajiban, tetapi kenapa masih banyak juga perempuan yang mengaku Islam tapi lebih memilih berpakaian dengan kiblat barat? Padahal aturan dari AllahSubhanahu Wa Ta’aala ini untuk menjaga, melindung dan memuliakan perempuan, bukannya mengkungkung perempuan seperti yang difitnahkan oleh bangsa barat.
Di satu sisi negeri ini mengkampanyekan kebebasan beragama, namun melarang perempuan muslimah untuk menjalankan kewajiban agama yang diyakininya. Perempuan-perempuan semi telanjang yang mengumbar aurat mereka dibiarkan dengan alasan kebebasan. Namun, wanita-wanita Muslimah yang menutup aurat mereka sebagai cerminan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala justru dipertanyakan dan dipermasalahkan.
Tudingan-tudingan untuk membenarkan larangan jilbab ini pun tidak kalah lucunya. Mereka mengatakan jilbab merupakan simbol belenggu terhadap kebebasan wanita. Padahal wanita Muslimah yang memakai jilbab sendiri tidak pernah merasa bahwa jilbab yang dikenakannya adalah belenggu mereka, karena mereka menjalankannya dengan ikhlas sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’aala.
Argumentasi bahwa pelarangan menutup aurat bagi Polwan atas alasan aturan seragam dinas, jelas bertentangan dengan hukum syara’. Di samping itu, paham kedaerahan dan kesukuan seolah menguatkan dalih pembolehan menggunakan seragam dinas dengan berkerudung hanya di daerah tertentu. Pembolehan menutup aurat bagi Polwan di Aceh bukanlah dalih pembenaran untuk hanya mengizinkan mereka saja yang menutup aurat, sementara Polwan muslimah di daerah lain dilarang. Aturan demikian jelas bernafaskan pluralisme, yang di dalamnya menyamaratakan tiap agama.
Kapitalisme-Liberalisme Gagal!
Makin nyata, demokrasi makin mengotak-ngotakkan kaum muslimin. Jati diri muslim makin terkikis atas alasan solidaritas suku dan asal daerah. Padahal, mereka seorang muslim yang terikat dengan Hukum Syara’. Bagaimana bisa aturan Islam jadi berbeda-beda untuk daerah yang berbeda seperti ini? Sungguh tidak masuk akal.
Kapitalisme tentu telah menutup pintu dialog tentang masalah ini. Argumentasi yang menggunakan nalar kekuasaan negara bukan nalar intelektual dan kemanusiaan. Ini sekaligus mencerminkan kegagalan ideologi Kapitalisme untuk memenangkan secara intelektual perdebatan ini. Nalar kekuasaan selalu berujung pada larangan.
Larangan atas jilbab bagi polwan hanyalah tindakan putus asa berkedok kebijakan/aturan yang gagal mencoba untuk membendung bertambahnya perempuan Muslim yang menolak liberalisme Barat dan mengadopsi Islam sebagai jalan spiritual, sosial dan jalan politik dalam hidup. Larangan ini merupakan penindasan sistem sekular untuk memaksa perempuan Muslim meninggalkan nilai-nilai Islam mereka dan mengambil nilai-nilai Barat.
Inilah negeri kita. Negeri yang memakai sistem kufur buatan manusia, yang telah membuat kita jauh dari agama yang shahih. Jauh dari fitrah kita untuk beribadah kepada Allah. Jika saja negara kita menerapkan syariat Islam pastilah semua umat muslim di negeri ini baik perempuan maupun laki-laki akan menjadi insan yang taat dan patuh terhadap hukum-hukum Allah Subhanahu Wa Ta’aala.
Demokrasi sebagai sistem kehidupan kufur yang saat ini masih bisa pongah, memang takkan pernah sedikitpun memberikan ruang bagi kaum muslimin untuk melaksanakan aturan Islam secara kaffah. Menutup aurat secara sempurna adalah KEWAJIBAN, bukan HAK. Konsekuensi tidak terlaksananya sebuah kewajiban adalah dosa. Karena pembuat aturan menutup aurat bukan atasan, melainkan Allah Subhanahu Wa Ta’aala, Sang Khaliq. Dan karena menutup aurat adalah kewajiban individu muslimah, maka dalih dosa kolektif yang ditanggung oleh pembuat kebijakan tidaklah bisa menjadi argumentasi. Itu jelas argumentasi bathil. Wallahu A’lam Bis-Shawaab.
(samirmusa/arrahmah.com)